MEDAN - Sejak kembali ke kota kelahirannya Medan, Abi memutuskan untuk membuat klub motor dan mobil, yang diberi nama Brother Independen Chapter Medan, untuk klub sepeda motor dan mobil yang kini beranggotakan 60 orang untuk motor dan 23 orang untuk mobil.
“Sengaja buat klub, tapi jelas berbeda dengan yang dulu pernah aku ikuti di Bandung, biar itu jadi kenangan saja, ini kan bukan geng motor,”katanya.
Dirinya mengaku cukup cepat berkembang jumlah dari keaggotaan dari klub yang kini ia ketuai. Butuh kerja keras untuk membangun dan membesarkan klubnya tersebut, karena berbagai cacian dan makian ia rasakan.
“Awalnya anggotanya cuma lima orang, tapi selama setahun ini bersyukur sudh cukup banyak, dan solid,”katanya.
Dari seluruh anggota tersebut, klub motor ini tidak pernah membatasi siapa yang boleh atau tidak bergabung, tapi siapapun boleh ikut.
“Kalau dari etnis kita ada orang China, Batak, Keling, pokonya semuanya ada dan tidak pandang bulu,” Tambahnya. Begitu juga dengan profesinya, mereka terdiri dari pekerja, mahasiswa dan pelajar. Karena dalam klub ini mereka bisa belajar modifikasi, mengikuti touring dan ikut kegiatan sosial lainnya.
“Memang kesannya kita arogan, padahal mungkin karena memang model motor dan knalpotnya yang sepeti ini (nyaring/besar), jadi keliatannya sombong padahal kita biasa aja,”ujarnya.
Sumber : Tribun Medan