Bicara balap liar, tentunya sangat berlawanan dengan aturan.. apalagi keselamatan. Karena balap liar menggunakan jalanan umum sebagai arena untuk mengadu kuda besi yang sudah dikorek habis-habisan, karena itu selain berbahaya untuk pembalap, juga berbahaya untuk orang yang berada di sekitar arena, namun bukan hal itu yang akan saya bahas kali ini.
Pembalap liar sendiri kondang disebut sebagai
Joki. Joki balap
liar sangat berbeda dengan pembalap profesional dimana joki lebih mengandalkan nyali ketimbang
skill dalam balapan. Kenapa Cuma nyali? Karena sirkuit balap liar sendiri biasanya hanya sekedar jalan lurus panjang yang tidak ada belokannya. So, Joki hanya dituntut piawai dalam ngegas dan shifting, sisanya ya nyali doang.
Nyali berhubungan erat dengan gaya joki menunggangi sang kuda besi. Para joki Medan memiliki gaya yang cukup unik dalam mengendarai tunggangannya, yaitu dengan gaya tidur diatas jok motor. Konon gaya balap seperti ini memang berasal dari Medan, makanya bisa dibilang ini
Medan style..
ini medan bung!! … Gaya tidur sudah merupakan suatu
riding position wajib bagi setiap joki kota Medan. Joki mengendalikan motor dengan tangan kanan memegang stang, dan tangan kiri sibuk mengoper gigi. Gaya ini diyakini mampu mengurangi hambatan angin sehingga motor mampu mencapai top speed yang lebih tinggi. Jika kita perhatikan, saat motor dalam kecepatan tinggi tubuh sang joki tidak lagi menempel pada jok motor, melainkan tubuhnya melayang seperti superman, sambil kedua tangan memegang stang. Gimana kalo kecelakaan? Yah jangan ditanya.. selama ini biasanya berakhir dengan kematian ataupun kecacatan… tragis!
Gaya balapan seperti ini sudah mulai ditiru oleh joki-joki di daerah lain, namun belum menjadi hal yang wajib di setiap event balap liar. Kalau di Medan gaya ini sudah merupakan kewajiban dan gengsi tersendiri bagi para joki
“kalo gak tidur, mending maen tamiya aja la lae…cemananya!! ”
sumber : endlesslight711